·
Alasan Translasi
Mata Uang Asing
Perusahaan dengan kegiatan
operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan
yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional
perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, laporan keuangan
mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing
dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan.
Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya
disebut translasi mata uang asing (translation).
·
Latar Belakang dan
Terminologi
Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi,
yaitu translasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakn
translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan
poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padannya dolar AS. Tidak terjadi
translasi secara fisik, dan tidak ada transaksi yang dapat dihitung seperti
pada konversi.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar
spot, pasar forward, atau pasar swap. Pembelian atau penjualan mata uang
langsung di tempat normalnya harus segera disampaikan, yaitu sekitar dua hari
kerja.
·
Masalah
Nilai tukar tidak pernah stabil, sistem keuangan pada
kebanyakan negara industri sangat bebas dalam menentukan nilai mereka sendiri
pada pasar saham. Fluktuasi nilai tranlasi sangat jelas terlihat terutama di Eropa
Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Fluktuasi mata uang
meningkatkan nilai tukar mata uang asing yang dapat digunakan pada proses
translasi mata uang asing serta menciptakan keuntungan dan kerugian atas translasi
mata uang asing, pergerakan mata uang juga berkaitan erat dengan tingkat
inflasi lokal.
·
Efek Laporan
Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi dapat digunakan untuk mentranslasikan
neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik, yaitu:
1.
Kurs saat ini
Kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2.
Kurs historis
Merupakan translasi mata uang yang berlaku saat aset dengan
mata uang asing pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang
asing pertama kali muncul.
3.
Kurs rata-rata
Nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs
historis atau saat itu.
A.
Transaksi Mata Uang
Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing
adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing. Oleh karena itu,
transaksi mata uang asing akan muncul saat perusahaan membeli atau menjual
produk yang pembayarannya menggunakan mata uang asing atau juga saat
pinjam-meminjam dengan mata uang asing.
B.
Perspektif
Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nila tukar (baik stabil
atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal
dengan alasan bahwa transaksi danperjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
C.
Perspektif Transaksi
Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang
mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan
pendapatan.
·
Translasi Mata
Uang Asing
a.
Metode nilai tukar
tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai
tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat itu, terhadap semua saham dan
utang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan
pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
b.
Metode nilai tukar
ganda
Metode nilai tukar ganda mengkombinasikan kurs saat ini dan
kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
Ø
Metode
current-noncurrent
Ø
Metode
moneter-nonmoneter
Ø
Metodekurs
sementara
·
Pengembangan
Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
1)
Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak
perusahaan AS mengadvokasi metode current-noncurrent.
2)
1965-1975
ARB no. 43 memperbolehkan beberapa pengecualian khusus
dalam metode current-noncurrent.
3)
1975-1981
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada stadar translasi
mata uang asing sebelumnya, Financial Accounting Standards Board (FASB)
mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4)
1981-Sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat
tentang 12 kepuusan pertamanya. Kebanyakan dari 200 surat yang diterima
berhubungan dengan FAS No. 8, meminta untuk mengubahnya. Sebagai respons
terhadap ketidakpuasan tersebut, FASB mempertimbangkan FAS No. 8 dan setelah beragam
public meeting dan dua penjelasan
berkas, akhirnya mengeluarkan Statement
of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
·
Gambaran Standar
No. 52/Standar Akuntansi Internasional 21
a)
Translasi saat
mata uang lokal adalah mata uang fungsional
Ø
Seluruh aset dan
kewajiban asing ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang
berlaku pada tanggal neraca, akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
Ø
Pendapatan dan
beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi,
walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
Ø
Keuntungan dan
kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang
terpisah.
b)
Translasi saat
mata uang induk perusahaan adalah mata uang fungsional
Ø
Aset dan kewajiban
moneter serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan
menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laoran keuangan, item nonmoneter
lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
Ø
Pendapatan dan
beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali
item yang berhubungan dengan item nonmoneter yang ditranslasikan menggunakan
kurs historis.
Ø
Keuntungan dan
kerugian translasi mata uang asing direkflesikan dalam pendapatan lancar.
c)
Translasi saat
mata uang asing adalah mata uang fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat
pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah
mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang
dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu
ditranslasikan ke dalam dolar AS. Menggunanan metode kurs saat ini.
·
Translasi Mata Uang
Asing dan Inflasi
FASB memutuskan untuk menentang penyesuaian inflasi sebelum
translasi mata uang asing, karena beranggapan bahwa penyesuaian semacam itu
tidak akan konsisten terhadap kerangka kinerja valuasi-harga perolehan yang
digunakan dlam dasar laporan AS. Solusinya, FAS No. 52 membutuhkan penggunaan
dolar AS sebagai mata fungsional untuk operasional asing yang berdomisili di
negara dengan tingkat inflasinya sangat tinggi.
Sumber: Buku Akuntansi
Internasional (Buku 1 Edisi 6) Frederick D.S. Choi dan Gary K. Meek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar